Mengapresiasi suatu karya seni berarti menilai atau menghargai karya seni tersebut. Ada banyak hal yang dapat dijadikan dasar penilaian, di antaranya: komposisi, warna, fungsi, dan nilai keindahan karya seni tersebut. Dalam subbab ini kamu akan mempelajari cara mengapresiasi karya seni berdasarkan fungsi dan keindahannya.
1. Kesesuaian Fungsi.
Fungsi karya seni dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi aplikasi. Karya seni dikatakan berfungsi estetis jika karya seni tersebut sengaja dibuat untuk dinikmati keindahannya saja, misalnya lukisan-lukisan Affandi dan patung -patung tanah liat karya F. Widayanto. Sebaliknya, suatu karya seni dikatakan berfungsi aplikasi jika karya seni tersebut sengaja dibuat untuk digunakan atau difungsikan sebagai alat, wadah, pakaian, perhiasan, atau hiasan bangunan.
Dalam kenyataannya suatu karya seni dapat mengalami penyimpangan fungsi. Ini berarti suatu karya seni tidak difungsikan sebagaimana tujuan penciptaannya. Jambangan bunga tidak saja digunakan untuk menaruh bunga, tetapi juga dipajang sebagai hiasan dalam lemari berkaca bening. Demikian juga tempayan-tempayan dari gerabah tidak hanya berfungsi sebagai tempat air, tetapi menjadi benda hiasan (elemen estetis) pada sebuah taman.
2. Keindahan
Pada awalnya benda-benda pakai memiliki bentuk yang sangat sederhana. Sebagai contoh, tempat minum dari tanah liat hanya berupa kendi dengan bentuk-bentuk yang kurang variatif. Namun, sekarang bentuk-bentuk benda pakai meng alami perkembangan yang cukup pesat. Banyak tempat minum diciptakan dari berbagai jenis bahan dan bentuk.
Perkembangan dalam bentuk dan bahan juga dialami oleh benda pakai lain, misalnya mebel. Bentuk kursi dan meja tidak hanya dibuat berdasarkan fungsi dasarnya, yaitu kursi sebagai tempat duduk dan meja sebagai tempat menaruh barang. Lebih dari itu, kursi dan meja dibuat dengan lebih me nekankan nilai artistik atau keindahannya.
EmoticonEmoticon