Tahukah kamu mengapa bunglon dapat berubah warna jika berpindah ke tempat menempel yang baru? Mengapa cicak tidak jatuh saat menempel di dinding rumah? Bagaimana kelelawar dapat terbang pada malam hari tanpa menabrak benda di depannya?
Beberapa hewan dan tumbuhan mempunyai ciri khusus yang membedakannya dengan organisme lainnya. Hal ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Berbagai jenis hewan dan tumbuhan dengan ciri khusus tersebut diuraikan sebagai berikut.
Ciri khusus pada hewan digunakan untuk memperoleh makanan dan melindungi dirinya. Perlindungan diperlukan untuk mengatasi serangan musuh. Selain itu, ciri khusus tersebut juga berguna untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Di antara hewan yang memiliki ciri khusus adalah;
1. Kelelawar
Kelelawar dapat terbang di malam yang gelap. Tentunya tanpa menabrak benda yang ada di depannya. Saat terbang, kelelawar mengandalkan telinga sebagai indra pendengarannya. Kelelawar akan mengeluarkan suara dari mulutnya. Getaran suara dengan frekuensi tinggi tersebut mengenai benda di depannya, kemudian dipantulkan kembali. Pantulan bunyi tersebut selanjutnya akan diterima telinga kelelawar. Oleh karena itu, kelelawar dapat menentukan jenis arah serta jarak benda di depannya.
Kelelawar juga menggunakan penciumannya yang peka untuk memperoleh makananannya. Makanan kelelawar adalah buah dan serangga kecil. Dari kejauhan kelelawar dapat mencium buah yang masak dengan indra penciumannya.[1]
Kelelawar termasuk hewan bertulang belakang yang berkembang biak dengan cara melahirkan. Kelelawar menyukai tempat tinggal yang gelap seperti gua, loteng dan langit-langit rumah. Ada juga kelelawar yang menggantung di ranting-ranting pohon. Kelelawar akan keluar saat malam tiba untuk mencari makan. Untuk bergantung pada batuan di dalam gua, kelelawar memiliki cakar di bagian atas sayapnya.
2. Cicak
Cicak dapat menempel di dinding atau langit-langit rumah. Mengapa demikian? Hal ini karena cicak memiliki kaki yang sangat kuat dan perekat di telapak kakinya. Makanan cicak biasanya berupa serangga kecil seperti nyamuk. Lidahnya yang panjang dapat digunakan untuk menangkap mangsanya (serangga) yang terbang. Ciri khusus pada cicak juga dimiliki oleh tokek.
Pernahkah kamu melihat cicak yang ekornya putus? Cicak akan memutuskan ekornya untuk melindungi diri dari pemangsanya. Untuk mengelabui pemangsanya, cicak akan melepaskan ekor dari tubuhnya saat tertangkap. Selanjutnya, cicak dapat berlari menghindar dari pemangsanya. Bagian ekor yang putus tersebut akan tumbuh lagi setelah beberapa minggu.
3. Bebek.
Bebek mencari makanan di air dan tempat yang becek seperti di lumpur. Makanan bebek berupa biji-bijian dan cacing yang terendam di dalam air. Kaki bebek memiliki selaput untuk memudahkannya mencari makanan di lumpur.
Jari-jari kakinya yang berselaput membuat bebek tidak terbenam saat mencari makan di lumpur. Bentuk paruhnya yang tidak terlalu runcing memudahkan bebek mencari cacing di dalam lumpur. Katak termasuk kelas amfibi. Artinya, katak dapat hidup di air dan di darat. Mereka hidup di lingkungan yang lembap agar kulitnya tidak mengalami kekeringan. Perhatikanlah ingkungan sekitarmu. Kita sering sulit membedakan bentuk katak dari dedaunan dan batu-batuan di sekelilingnya. Mengapa demikian?
4. Katak
Katak memiliki kemampuan untuk menyamarkan warna kulit menyerupai warna lingkungan sekitarnya. Kemampuan seperti ini disebut mimikri. Oleh karena itu, katak dapat mengelabui mangsa dan aman dari serangan musuhnya.
Warna kulit yang dapat berubah-ubah membuat musuhnya tidak menyadari kehadiran katak. Makanan katak berupa serangga-serangga kecil. Katak menangkap mangsanya dengan lidah yang panjang dan lengket. Serangga yang disambar katak menjadi kesulitan untuk bergerak dan menghindar. Lidah yang panjang dan lengket juga dimiliki bunglon dan landak pemakan semut.
5. Ular
Banyak manusia takut dengan ular. Ini karena beberapa jenis ular mempunyai zat beracun. Zat ini disebut bisa. Ular kobra adalah contoh ular berbisa. Ular kobra membunuh mangsanya dengan cara menggigit. Gigitan ular kobra akan membuat bisa mengalir dari gigi menuju tubuh mangsanya.
Zat beracun tersebut dapat mematikan mangsanya. Ular tidak berbisa contohnya piton. Piton membunuh mangsanya dengan membelitkan tubuhnya ke tubuh mangsanya. Belitan ular tersebut sangat kuat sehingga dapat mengakibatkan kematian mangsanya. Ular memakan mangsanya dengan cara ditelan secara utuh. Hal ini berbeda dengan hewan karnivora lainnya. Biasanya akan mengunyah atau mencabik makanannya. Ular dapat menelan mangsa yang ukurannya lebih besar dari tubuhnya sendiri. Ular memiliki susunan rahang yang melekat longgar dan tidak memiliki tulang dada. Hal ini menyebabkan tulang rusuknya dapat melewatkan mangsanya yang besar.
6. Unta
Pernahkah kamu melihat unta? Unta biasa hidup di tempat yang kering dan gersang seperti di padang pasir. Unta dapat meneguk air sekaligus banyak pada saat minum. Ini karena unta mempunyai punuk di punggungnya. Mengapa pada punggung unta terdapat punuk? Punuk berisi lemak tempat menyimpan cairan.
Oleh karena itu, unta mampu melakukan perjalanan jauh dan lama tanpa makan dan minum. Lemak pada unta merupakan sumber energi. Punuk unta akan berkerut jika kehabisan lemak. Unta memiliki satu hingga dua punuk di punggungnya.
7. Burung Hantu
Burung hantu keluar pada malam hari untuk mencari makanan. Selanjutnya, akan tidur pada siang hari. Burung hantu juga memiliki indra pendengaran dan penglihatan yang sangat peka. Burung hantu dapat melihat di kegelapan. Untuk menyerap cahaya yang ada, pupil pada matanya akan terbuka lebar. Selain itu, bola mata burung hantu mampu bergerak cepat untuk memusatkan benda disekitarnya.
Mata burung hantu terletak di bagian depan kepala. Untuk melihat ke belakang, kepala burung hantu dapat berputar dengan lentur. Burung hantu dapat terbang tanpa suara. Oleh karena memiliki bulu-bulu yang lembut.
Burung hantu akan mengeluarkan teriakan-teriakan saat berburu. Mereka juga memiliki pendengaran yang sangat peka karena memiliki telinga berukuran besar. Dengan pendengarannya ini, mereka mampu mendengar suara mangsa yang bergerak ketakutan karena mendengar teriakannya itu. Hewan yang menjadi mangsa burung hantu antara lain serangga, tikus, kadal, dan ikan.[2]
8. Elang
Elang adalah salah satu burung pemakan daging. Di awal bab telah kita bahas bahwa ciri khusus burung elang yaitu memiliki indra penglihatan yang tajam dan mampu terbang hingga ribuan meter. Menurutmu, apakah fungsi utama indra penglihatan yang tajam dari burung elang tersebut? Dan bagaimana hal ini bisaterjadi?
Elang dapat melihat benda secara rinci di tanah yang jauh di bawah. Elang juga mampu terbang hingga ketinggian ribuan meter. Mata elang bersudut pandang 300 derajat dan mampu memperbesar penampakan benda enam hingga delapan kali dari penampakan awalnya. Pada ketinggian 4.300 meter, elang dapat melihat 30.000 hektar daerah di sekelilingnya.[3]
Pada ketinggian 1.500 meter, elang dapat melihat gerakan atau perbedaan warna benda untuk menentu-kan letak mangsanya. Nah bagaimana hal ini dapat terjadi?
Elang memiliki banyak sekali sel kerucut yang peka cahaya pada retina matanya. Sel-sel tersebut mengumpulkan cahaya dan mengirimkannya ke otak. Sebagai perbandingan, jumlah sel kerucut mata manusia tidak sebanyak yang dimiliki elang.
9. Ikan Pemanah
Hewan ini mencari makanan dengan cara menyemburkan air pada mangsanya yang berupa serangga, sehingga mangsanya akan jatuh ke air dan menjadi makanannya. Berikut ini adalah videonya:
Setelah mempelajari materi di atas, ujilah pemahaman kamu dengan mengerjakan Soal Ciri-Ciri Khusus pada Hewan!
9. Ikan Pemanah
Hewan ini mencari makanan dengan cara menyemburkan air pada mangsanya yang berupa serangga, sehingga mangsanya akan jatuh ke air dan menjadi makanannya. Berikut ini adalah videonya:
Setelah mempelajari materi di atas, ujilah pemahaman kamu dengan mengerjakan Soal Ciri-Ciri Khusus pada Hewan!
[1] Mulyati, dkk, : Ilmu Pengetahuan Alam 6, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009, hlm 4
[2] Sularmi, Sains 6: Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009, hlm 7
[3] Amin Pritono, Ilmu Pengetahuan Alam 6, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009, hlm 5
EmoticonEmoticon