Thursday 26 April 2012

Mari Mengenal Lingkungan Melalui Peta

Pada waktu kelas 3 dulu, kamu tentu pernah menggambar wilayah desa/kelurahan tempat tinggal kalian. Bahkan juga menggambar wilayah kecamatan dan kabupaten/kota. Ada batas wilayah, jalan, sungai, dan kantor pemerintahan. Mungkin juga ada gunung, danau, laut, dan sebagainya. Semua digambarkan pada kertas atau bidang datar, dengan perbandingan ukuran atau skala tertentu. Gambar yang kalian buat tersebut dikenal dengan istilah peta.
Peta terlihat seperti lekukan, garis, dan gambaran yang rumit. Peta merupakan gambaran permukaan wilayah bumi yang dibuat di atas suatu media seperti kertas, papan, dan sebagainya dengan bentuk yang diperkecil dengan menggunakan skala.
Bentuk peta bermacam-macam. Ada peta datar, peta timbul dan peta digital.
- Peta datar yaitu gambar permukaan buminya rata. Dibuat pada sebuah bidang datar seperti kertas, kain, plastik, dan sebagainya.
- Peta timbul dibuat sesuai dengan kenampakan permukaan bumi aslinya. Peta ini menunjukkan tinggi rendah suatu wilayah.
- Peta digital dibuat dengan teknologi komputer. Gambarnya dapat ditayangkan melalui monitor.
Lembaga pembuat peta adalah jawatan Topografi. Sedangkan sumber data pembuatan peta dapat diperoleh dari Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal).
Setiap kantor pemerintahan memiliki peta. Kantor Desa/Kelurahan memiliki Peta Desa/Kelurahan. Kantor Kecamatan memiliki Peta Kecamatan. Kantor Kabupaten/Kota memiliki Peta Kabupaten/Kota.
Kantor Gubernur memiliki Peta Provinsi. Di samping itu juga memiliki Peta Negara yaitu Peta Indonesia. Di dalam peta terdapat berbagai petunjuk dan informasi dari suatu wilayah.
Ada dua jenis peta, yaitu peta umum dan peta khusus.  Peta umum adalah peta yang menggambarkan seluruh kenampakan permukaan bumi. Peta ini memuat berbagai informasi, seperti kenampakan alam maupun kenampakan budaya. Kenampakan alam antara lain berupa gunung, sungai, danau, pulau, dan laut.
Kenampakan budaya, misalnya : batas wilayah, jalan raya, jalan kereta api, kota, bandar udara, pelabuhan, dan sebagainya.
Peta umum sering kita temui di sekolah-sekolah. Peta ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu peta dunia, peta orografi dan peta topografi.
1) Peta Dunia menggambarkan bentuk dan letak wilayah negara-negara di dunia.
Contoh: Peta Dunia Kenegaraan
Peta Orografi menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi, bercorak umum dan berskala kecil.
Contoh : Peta Kabupaten Klaten
Mari kita amati, kita tunjuk dan kita baca informasi yang terdapat pada peta Kabupaten Klaten di atas! Wilayah Kabupaten Klaten berbatasan langsung dengan:
- sebelah utara Kabupaten Boyolali,
- sebelah timur Kabupaten Sukoharjo,
- sebelah selatan Kabupaten Gunungkidul, dan
- sebelah barat Kabupaten Sleman.
Kabupaten Klaten terdiri atas dua puluh enam (26) kecamatan. Ada jalan kereta api yang membentang dari arah barat daya ke timur laut melewati wilayah kecamatan Prambanan, Jogonalan, Klaten Selatan, Klaten Tengah, Kalikotes, Ceper, Delanggu, dan Wonosari. Dari seluruh kota kecamatan menuju Ibu kota Kabupaten Klaten dihubungkan jalan raya.
3) Peta Topografi menggambarkan permukaan dan tinggi rendah bumi, yang dilengkapi dengan kenampakan alam dan budaya.

Peta Tematik adalah peta yang menunjukkan tema tertentu. Peta ini memuat jenis informasi tertentu atau khusus, sehingga sering disebut Peta Khusus. Contoh: Peta Peninggalan Bersejarah, Peta Pertambangan, Peta Pariwisata, Peta Suhu Udara dan Curah Hujan, Peta Arah Angin, Peta Fauna, dan sebagainya.
Peta Tematik biasanya digunakan oleh pihak tertentu saja. Misalnya Dinas Purbakala atau sejenisnya membuat Peta peninggalan Bersejarah, untuk memberi informasi tentang peninggalan bersejarah yang dapat dituju oleh para peneliti atau wisatawan budaya.
Berdasarkan peta tersebut dapat diketahui bahwa provinsi Jawa Tengah memiliki berbagai peninggalan bersejarah, antara lain candi, masjid agung, gereja tua, istana raja, dan monumen-monumen. Candi terletak di Magelang, Masjid Agung di Demak, Gereja Tua di Salatiga, Istana Raja di Surakarta, Monumen terdapat di Semarang, Tegal dan Purbalingga.
Selain tersebut di atas, jenis peta dapat dikelompokkan berdasarkan skala peta. Jenis peta berdasarkan skalanya ada lima macam, yaitu:
a. Peta Kadaster, yaitu peta yang menggunakan skala 1 : 5.000 ke bawah.
b. Peta skala besar, yaitu peta yang menggunakan skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000.
c. Peta skala sedang (menengah), yaitu peta yang menggunakan skala 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000.
d. Peta skala kecil, yaitu peta yang menggunakan skala 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000.
e. Peta geografi, yaitu peta yang menggunakan skala 1 : 1.000.000 lebih.[1]
Atlas merupakan kumpulan peta yang dibuat dalam bentuk buku.
Dalam suatu peta terdapat petunjuk atau simbol-simbol dan bagian-bagian yang dimiliki sebuah peta. Bagian-bagian itu disebut komponen peta yang terdiri atas:
1.       Judul dipakai untuk memberi nama pada peta atau atlas. Judul pada atlas tertulis di bagian kulit depan atlas, sedangkan judul pada peta ditulis di bagian atas peta. Untuk menggambarkan keadaan suatu permukaan bumi, maka ukuran yang sebenarnya diperkecil.
2.       Skala peta adalah perbandingan ukuran gambar pada peta dengan keadaan yang sebenarnya. Ukuran peta di Indonesia biasanya dinyatakan dalam satuan sentimeter (cm) sedang ukuran yang sesungguhnya dinyatakan dalam satuan kilometer (km). Skala untuk menggambar peta ada dua macam, yaitu skala numerik (menggunakan angka) dan skala grafik (menggunakan gambar).
3.       Garis astronomis. Coba perhatikan gambar peta pada gambar 1.3. Dalam peta itu terdapat garis-garis tegak (vertikal) dan mendatar (horizontal). Garis- garis itu disebut garis astronomis. Garis-garis yang tegak disebut garis bujur. Sementara yang garis-garis yang mendatar disebut garis lintang. Apa gunanya garis astronomis? Garis astronomis berguna untuk menentukan letak suatu tempat atau wilayah. Misalnya, letak Provinsi DKI Jakarta itu di antara 106°22‘ sampai 106°58‘ Bujur Timur (BT) dan 5°19‘ sampai 6°24‘" Lintang Selatan (LS). Sekarang coba lihat peta provinsi atau kabupatenmu! Bisakah kamu menyebutkan letak astronomis provinsi dan kabupatenmu?
4.       Dalam peta biasanya digambarkan pula mata angin, yang berguna untuk menunjukkan empat arah penjuru alam yaitu utara (U), selatan (S), timur (T), dan barat (B). Mata angin arah utara menunjuk bagian atas. Coba berdirilah di tempat kalian! Ayo tunjukkan arah utara, selatan, timur dan barat dengan merentangkan tangan pada masing-masing arah tersebut!
5.       Legenda dan Simbol. Legenda berisi keterangan tentang simbol-simbol yang digunakan pada peta. Legenda berfungsi untuk memudahkanmu membaca peta. Legenda dapat dilihat di sisi kanan atau kiri peta. Legenda diletakkan pada tempat yang kosong di dalam garis peta. Simbol yang digunakan dalam peta merupakan hasil kesepakatan bersama. Simbol peta dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu simbol titik, simbol garis, dan simbol wilayah.
a. Simbol titik, berfungsi menggambarkan kenampakan permukaan bumi yang sempit. Contohnya:
b. Simbol garis, berfungsi menggambarkan unsur-unsur kenampakan permukaan bumi yang memanjang.
c. Simbol wilayah, menggambarkan kenampakan yang memiliki luas.
6.       Pada atlas terdapat daftar isi yang memuat beberapa keterangan, judul peta, beserta nomor halaman. Pada atlas, daftar isi berguna untuk mempercepat pencarian peta pada atlas.
7.       Pada akhir atlas terdapat indeks yang disusun urut secara alfabetis dari atas ke bawah, kemudian dipindah ke kolom sebelah kanan dari atas ke bawah dan seterusnya. Penyusunan indeks berdasarkan kenampakan alam tertentu misalnya kelompok kota, gunung, danau, sungai, pulau, dan lain-lain.[2]
8.       Tata Warna
Keadaan setiap tempat di permukaan bumi berbeda-beda. Tata warna bertujuan untuk memperjelas perbedaan itu. Contoh tata warna pada peta adalah sebagai berikut.
a. Biru: laut, sungai, danau.
b. Merah: batas wilayah dan jalan raya.
c. Hitam: menggambarkan kota, gunung, jalan kereta api.
d. Hijau: dataran rendah.
e. Kuning: dataran tinggi.
f. Coklat: pegunungan.
g. Putih: daerah bersalju.
9.       Inset. Inset berupa peta kecil. Inset merupakan peta tambahan dari peta utama yang disajikan. Inset dibuat untuk mempermudah pengguna peta mengetahui letak wilayah tertentu dari peta yang disajikan. Inset terletak di sudut peta atau ruang yang kosong. Nah, kamu sudah mengenal komponen-komponen peta secara lengkap. Sekarang buka peta wilayah provinsimu bacalah komponen yang ada di dalamnya.[3]
Membaca peta.
Setelah mempelajari materi tentang peta, sekarang bukalah atlasmu kemudian lihatlah peta provinsimu! Temukan wilayah kabupatenmu kemudian tentukan beberapa hal berikut ini!
Menyebutkan batas-batas wilayah. Batas-batas wilayah bisa berupa wilayah provinsi lain. Bisa juga berupa kenampakan alam seperti selat, laut, atau samudera. Sebutkan batas-batas di sebelah timur, selatan, barat, dan utara.
Menyebutkan pembagian wilayah Perhatikan pembagian wilayah di peta yang kamu baca.  Sebuah provinsi terdiri dari beberapa kabupaten. Sebuah kabupaten terdiri dari beberapa kecamatan. Sebutkan kabupaten atau kecamatan di wilayah yang kamu pelajari.
Menyebutkan kenampakan-kenampakan alam dan buatan Kamu tentu masih ingat arti simbol-simbol yang biasa terdapat di sebuah peta bukan? Ada simbol-simbol untuk kenampakan alam dan buatan. Sebutkan macam-macam kenampakan alam dan buatan di peta yang kamu pelajari. Misalnya saja gunung, sungai, teluk, pelabuhan, bandar udara, jalur kereta api, dan sebagainya.


[1] Sutoyo dan Leo Agung, Ilmu Pengetahuan Sosial 4, Jakarta, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009, hal. 4
[2]Indrastuti dan Penny Rahmawaty, Ilmu Pengetahuan Sosial 4, Jakarta, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009, hal. 5
[3] Eko Setiawan Septiarso, Ilmu Pengetahuan Sosial 4, Jakarta, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009, hal. 7


EmoticonEmoticon