Friday 29 June 2012

Mengenal Simbiosis

Tuhan menciptakan makhluk hidup baik manusia, hewan, maupun tumbuhan untuk saling membutuhkan sehingga tercipta hubungan dan saling ketergantungan. Artinya, makhluk hidup yang satu dapat terus hidup jika masih ada makhluk hidup lainnya. Hubungan timbal balik antara dua makhluk hidup disebut simbiosis. Simbiosis ada yang disebut simbiosis mutualisme, simbiois komensalisme dan simbiosis parasitisme.[1]  

Penjelasan dari ketiga jenis simbiosis tersebut adalah sebagai berikut:
1. Simbios Mutualisme
Hubungan timbal balik antara dua makhluk hidup yang saling menguntungkan disebut simbiosis mutualisme. Contoh dari simbiosis mutualisme antara lain; Makanan lebah adalah madu yang berasal dari bunga sama seperti kupu-kupu. Pada saat mengisap madu tubuh lebah akan menyentuh bagian bunga yaitu putik dan benang sari. Akibatnya tepung sari dapat menempel pada kepala putik sehingga terjadi penyerbukan.
Pernahkah kamu melihat burung jalak hinggap di punggung kerbau? Hubungan kerbau dengan burung jalak memberi keuntungan bagi kedua belah pihak. Burung jalak suka hinggap di punggung kerbau untuk memakan kutu dan lalat yang ada di tubuh kerbau. Kerbau beruntung karena terbebas dari gangguan kutu dan lalat. Sedangkan burung jalak juga beruntung karena memperoleh makanan dengan mudah.

Hubungan yang terjalin antara bakteri dengan tumbuhan kacang-kacangan juga saling menguntungkan. Bakteri hidup pada akar tumbuhan kacang-kacangan. Bakteri tersebut membentuk bintil akar yang mampu mengikat nitrogen. Tanah yang banyak mengandung nitrogen akan menjadi subur. Kehidupan bersama itu saling menguntungkan. Bakteri mendapat makanan. Sedangkan tumbuhan kacang-kacangan mendapat nitrogen. Itulah sebabnya, secara berkala ladang ditanami kacang-kacangan. Para petani memanfaatkan simbiosis itu untuk menjaga kesuburan ladangnya.[2]

2. Simbiosis Komensalisme
Simbiosis komensalisme adalah hubungan yang mengntungkan satu pihak, sedangkan pihak yang lain tidak diuntungkan maupun dirugikan. Contohnya hubungan antara anggrek dengan pohon besar; dan hubungan antara ikan remora dengan ikan hiu. 

Anggrek liar sering tumbuh menempel pada batang pohon yang tinggi. Dengan cara tersebut, anggrek mendapat cahaya matahari yang cukup. Anggrek tidak mengambil makanan dari batang pohon. Anggrek dapat membuat makanan sendiri. Oleh karena itu, pohon yang ditempelinya tidak mendapat keuntungan dan juga tidak dirugikan.

Ikan remora suka menempel pada tubuh ikan hiu. Ikan remora mendapat perlindungan dan makanan dari sisa-sisa makanan hiu. Hiu tidak diuntungkan dan tidak pula dirugikan oleh ikan remora.

3. Simbiosis Parasitisme
Simbiosis parasitisme adalah hubungan yang hanya menguntungkan satu pihak, sedangkan pihak yang lain dirugikan. Pihak yang diuntungkan disebut parasit. Sedangkan pihak yang dirugikan disebut inang. Contoh simbiosis parasitisme adalah benalu yang tumbuh di pohon inangnya dan kutu yang tumbuh di tubuh hewan maupun manusia. 

Hubungan antara benalu dengan pohon inangnya hanya menguntungkan benalu. Benalu menghisap makanan yang dibuat pohon inangnya. Benalu tumbuh subur. Sedangkan pohon inangnya terganggu pertumbuhannya, bahkan lama kelamaan bisa mati.

Semua hewan yang dihinggapi kutu selalu dirugikan. Semua hewan yang berambut dapat dihinggapi kutu. Contohnya anjing dan kucing. Hewan berbulu juga mudah dihinggapi kutu. Contohnya bebek, ayam dan burung. Kutu menghisap darah dari tubuh hewan. Kutu diuntungkan karena memperoleh makanan. Sedangkan hewan yang dihinggapinya dirugikan karena kulitnya menjadi gatal dan pertumbuhannya menjadi tidak sehat.

[1]Poppy K. Devi dan Sri Anggraeni, Ilmu Pengetahuan Alam 4, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008, hlm 70
[2]Choirulamin dan Amin Priyono, Ilmu Pengetahuan Alam 4, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009, hlm. 82


EmoticonEmoticon