Friday 29 June 2012

Hubungan Makhluk Hidup dengan Lingkungannya

Hubungan saling ketergantungan selalu terjadi antarmakhluk hidup dan lingkungannya. Mari memerhatikan sapi yang sedang makan rumput di lapangan. Sapi akan memakan rumput yang tumbuh di lapangan tersebut. Sapi membutuhkan rumput untuk dimakan. Kotoran sapi yang jatuh di lapangan dapat menyuburkan rumput yang tumbuh. Selain di lapangan, di tempat lain juga terjadi hubungan saling ketergantungan. Misalnya, di sawah, kolam, sungai, dan kebun.
 
Sapi dan rumput yang tumbuh di lapangan disebut komunitas. Komunitas adalah kumpulan makhluk hidup berbeda jenis. Mereka tinggal bersama dalam suatu lingkungan. Sedangkan kumpulan makhluk hidup sejenis disebut populasi. Pada suatu ekosistem selalu terjadi peristiwa saling memakan antarmakhluk hidup. Sapi memakan rumput. Selanjutnya, daging dan susunya akan diambil untuk dikonsumsi manusia.

Dalam komunitas, makhluk hidup menjalin hubungan saling  ketergantungan dengan sesama makhluk hidup. Namun makhluk hidup  tidak hanya menjalin hubungan dengan sesama makhluk hidup, tetapi  juga dengan lingkungannya. Lingkungan ada 2 macam, yaitu:
1. Lingkungan biotik, terdiri dari  makhluk hidup (hewan, tumbuhan, dan manusia).
2. Lingkungan abiotik, terdiri dari benda-benda tak hidup (air, batu, dan tanah).

Tempat berlangsungnya hubungan saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya disebut ekosistem. Ekosistem ada 2 macam, yaitu:
1.  Ekosistem alami adalah ekosistem yang sudah ada di alam. Ekosistem ini bukan hasil buatan manusia., misalnya: hutan, sungai, danau, dan laut.
2.  Ekosistem buatan adalah ekosistem yang memang sengaja dibuat manusia., misalnya: sawah, ladang, kolam, dan akuarium.

Contoh ekosistem buatan.
  • Ekosistem sawah
Perhatikan kehidupan yang ada di sawah. Makhluk hidup apa saja yang kamu temukan di sana? Tumbuhan yang biasanya sengaja ditanam di sawah adalah padi. Adapula tanaman liar yang tumbuh, misalnya rumput liar (gulma). Selain itu, ada juga tikus yang memakan padi. Berkembangnya populasi padi akan menyebabkan berkembangnya populasi tikus. Tikus merupakan hama bagi tanaman padi. Hewan yang biasanya memangsa tikus adalah ular sawah. Ular akan mengurangi populasi tikus yang memakan padi. Hal inilah yang menjaga keseimbangan ekosisem.
  • Ekosistem kebun
Di kebun biasanya terdapat pohon-pohon yang memang sengaja ditanam. Pohon-pohon itu antara lain pohon mangga, rambutan, dan jeruk. Selain pohon, di kebun juga ada hewan peliharaan. Misalnya, ayam, sapi, dan kambing. Biasanya kita juga melihat ulat memakan daun di pohon. Pohon yang banyak ulatnya tidak akan dapat tumbuh subur. Oleh karena itu, ulat harus dibasmi. Hal ini dapat diatasi dengan adanya burung pemakan ulat. Ayam pun menyukai ulat sebagai makanannya.

Hubungan saling ketergantungan juga terdapat pada cacing tanah dan tumbuh-tumbuhan. Cacing tanah hidup di dalam tanah. Tanaman menjadi lebih subur dengan hadirnya cacing tanah. Cacing tanah akan menerobos tanah sehingga akan menghasilkan lubang-lubang. Lubang- lubang membuat air dan udara masuk ke dalam rongga-rongga tanah. Oleh karena itu, tanah menjadi subur dan gembur. Tumbuhan pun menjadi subur berkat tanah yang gembur tadi. Daun-daun yang jatuh dan membusuk merupakan makanan cacing tanah.

Untuk membedakan ekosistem dan komunitas kita ambil satu contoh  yaitu hutan. Anggota komunitas hutan terdiri dari makhluk hidup saja  misalnya pohon dan hewan-hewan. Sedangkan anggota ekosistem hutan  terdiri dari makhluk hidup dan makhluk tak hidup, misalnya tanah, air,  pohon, dan hewan-hewan.[1]

Ekosistem akan baik jika terjadi hubungan yang seimbang antara makhluk hidup dan lingkungannya. Sebaliknya, ekosistem akan rusak jika keseimbangan antara makhluk hidup dan lingkungan dirusak atau diganggu. Lingkungan yang menjadi tempat tinggal makhluk hidup dapat  mengalami gangguan. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1.  Bencana alam, misalnya: gunung meletus, tanah longsor, banjir, dan gempa bumi. Sebagai contoh gempa bumi yang disertai badai tsunami di daerah Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utara yang menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan. Lingkungan perumahan rusak, manusia banyak yang mati, hewan dan tanaman juga banyak yang mati.

2.  Ulah manusia, misalnya pencemaran air dan penebangan hutan secara liar. Penebangan hutan menyebabkan hutan gundul sehingga jika terjadi hujan dapat mengakibatkan banjir, dan hewan kehilangan tempat tinggal. Pencemaran air di sungai menyebabkan kehidupan hewan dan tumbuhan terganggu.

Agar kelestarian dan kebersihan lingkungan terjaga serta terhindar dari banjir, langkah-langkah yang dapat kita lakukan antara lain:
1.  Membiasakan tidak membuang sampah di sungai.
2.  Membersihkan saluran atau selokan air agar saluran menjadi lancar.
3.  Membuat tanggul permanen di sekitar aliran sungai.
4.  Melakukan reboisasi (penanaman kembali hutan yang gundul).[2]


[1]Sularmi, M.D. Wijayanti, Sains Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 4 SD/MI, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009, hlm. 72
[2]IkhwanS.D., Ilmu Pengetahuan Alam 4, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009, hlm. 63


EmoticonEmoticon